Selasa, 02 Desember 2008

AROGANSI

Kita sering mendengar kata AROGANSI setiap hari. Secara singkat arogansi merupakan tindakan sewenang-wenang dari satu pihak yang merasa lebih kepada pihak lain. Lebih, bisa diartikan lebih kaya, lebih berkuasa, lebih kuat, lebih pintar, lebih........ Prinsipnya arogansi terjadi karena adanya ke "lebih" an tersebut. Sesuatu yang lebih sebenarnya bisa dan harus dimaknai secara positif bukan negatif. Lebih kuat harus dimanifestasikan dengan melindungi yang lemah. Lebih kaya harus diimbangi dengan menolong yang miskin. Lebih berkuasa harus bisa mengayomi yang dikuasai. Bukan sebaliknya dimaknai negatif, misalnya lebih kaya untuk memeras yang miskin, lebih berkuasa untuk menindas rakyat yang lemah.
Sekarang ini ke"lebih" an justru banyak dimaknai negatif meskipun banyak yang sudah memaknai dengan positif. Pemaknaan negatif menimbulkan arogansi. Arogansi terjadi karena orang-orang yang diberi ke"lebih"an tersebut tidak sanggup memikul ke "lebih" annya. Beban itu terlalu berat sehingga yang terjadi adalah arogansi.
Mengapa orang menjadi tidak siap sehingga malah menjadi arogan. Bisa saja kekayaan ataupun kekuasaan yang didapat bukan dari cara-cara yang wajar dan alamiah tetapi dengan cara instan, korupsi misalnya, lewat paranormal, atau melalui cara lain yang tidak wajar. Ketidakwajaran saat menerima ke "lebih" an tersebuat menjadikan orang tidak siap memikul tanggung jawabnya.
Mari kita manfaatkan segala ke "lebih" an kita untuk hal-hal yang positif dan pastikan untuk mendapatkannya dengan cara wajar dan alamiah.

Jumat, 28 November 2008

LUBANG PAKU DI TANGAN-NYA

Saya pernah membaca sebuah kisah dari sebuah buku saku kecil yang berjudul "Tuhan Hanya Sejauh Doa" ( kalau tidak salah, karena sudah cukup lama saya baca ). Didalam buku tersebut ada sebuah kisah yang membuat saya tertarik dan terus mengingatnya sampai sekarang. Kisah itu menceritakan tentang seorang anak yang punya sifat gampang marah. sedikit-sedikit marah, ada hal yang tidak disukai sedikit saja langsung marah. Kemarahan itu ditujukan kepada siapa saja yang ada dihadapan anak tersebut. Sang Bapak kemudian punya inisiatif dan memberi arahan kepada anaknya, jika dia sedang marah maka disarankan untuk segera mengambil palu dan paku kemudian menancapkan paku tersebut ke batang pohon di samping rumahnya. Saran Sang Bapak diikuti oleh anaknya. Demikian setiap kali ia marah , ia segera mengambil paku dan menancapkannya ke dalam batang pohon dengan pukulan palunya yang keras. terus dia lakukan sampai suatu saat batang pohon tersebut penuh dengan paku. Ajaibnya seiring dengan penuhnya batang pohon dengan paku kemarahan anak tersebut semakin berkurang bahkan sekarang berbalik menjadi pemaaf. Sang Bapak kembali menasihati bahwa jika Si anak memaafkan seseorang maka ia disarankan untuk mengambil pengait dan mencabut satu buah paku yang dulu pernah ditancapkannya di batang pohon dekat rumahnya. saran Sang Bapak dilakukan oleh Si Anak sampai suatu ketika seluruh batang pohon bersih dari paku-paku yang menancap. Pada saat itulah Sang Bapak mendekati anaknya dan mengatakan bahwa lubang bekas paku di batang pohon tersebut tidak akan pernah bisa menutup seperti semula, tetap saja berlubang, artinya setiap kemarahan Si Anak akan membuat bekas lubang di hati sesamanya. Luka hati akan tetap ada dan sulit menyembuhkannya. Akan itu menjadi sadar dan mulai saat itu dia tidak pernah menjadi pemarah bahkan berjanji untuk tetap menjadi pemaaf dan berbagi kasih kepada sesamanya.
Kemudian apa kaitan dengan judul di atas ?
Yesus Kristus memiliki lubang bekas paku di kedua telapak tangan dan kaki-Nya. Lubang bekas paku tersebut tetap ada dan tidak menutup/kembali ke keadaan seperti semula. Berbeda seperti pada kisah Yesus menempelkan kembali telinga prajurit Romawi yang terkena pedang. Luka tersebut bersih kembali seperti tidak pernah luka.
Tetapi mengapa luka bekas paku penyaliban tetap ada dan tetap berlubang ?
Ya, lubang bekas paku tersebut tetap ada supaya menjadi tanda bagi manusia bahwa manusia pernah berbuat dosa. Lubang tersebut juga menjadi bukti bahwa janji Tuhan untuk menyelamatkan manusia dari dosa sudah di wujudnyatakan di dalam Yesus Kristus.
Sekarang, akankah manusia akan membuat sebuah lubang lagi di tangan Yesus ?
Tidak cukupkah hanya satu lubang saja ?
Mari kita berusaha melakukan kehendak Bapa di Surga. Kasihilah Tuhan Allahmu dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu, serta kasihilah sesamamu manusia seperti engkau mengasihi dirimu sendiri.
Setiap kemarahan yang keluar dari mulut kita, menjadikan lubang di hati sesama kita dan di tubuh Tuhan kita Yesus Kristus. Seperti firman Tuhan : ........... sekarang pergilah dan jangan berbuat dosa lagi !

Kamis, 27 November 2008

HEBOHNYA DEBAT PARTAI POLITIK

Dalam beberapa bulan kedepan masyarakat akan disuguhi acara debat antara partai politik.Debat pada dasarnya adalah hal yang sangat baik untuk masyarakat menilai kwalitas dari sebuah partai politik. Sebuah Televisi Swasta Indonesia rutin menayangkan acara debat partai politik. Saya jarang mengikuti acara tersebut, bagaimana awal dan tujuan yang ingin diraih dari debat tersebut. Yang bisa saya tangkap dari debat tersebut adalah bukan debat antar orang/partai politik yang cerdas tetapi tak ubahnya debat tukang Delman alias debat kusir. Tidak ada yang dapat disimpulkan yang bersifat positif, karena masing-masing dengan okol dan bukan akal sehat yang cerdas memaksakan kehendak bicaranya agar terlihat dominan dan menang ditambah dengan suara pendukungnya yang dibuat heboh dan keras. Tidak ada pendidikan politik apalagi pencerahan politik dalam acara itu. Seperti acara Empat Mata saja. Sangat disayangkan karena sebenarnya peserta debat tidak akan pernah mendapatkan apa-apa setelah acara debat tersebut selesai. Lucu, bahkan lebih lucu dari pada Tukul. Mari kita sebagai masyarakat peduli dan kritis kepada setiap tayangan yang tidak mencerdaskan dan mendidik generasi muda. Bukan cuma pornografi tetapi deba-debatan konyol juga tidak kalah merusaknya. Media di Indonesia memang baru bangga pada kekonyolan-kekonyolan yang tidak cerdas. Insan media, belajar lagi !!. cari format yang lebih baik agar pendidikan politik berjalan dengan baik yang pada akhirnya golput dapat ditekan. Untuk kader parpol peserta debat, jangan jadi kusir dokar, tetapi cerdaslah dan berpikirlah bahwa Anda adalah wakil rakyat penggerak politik negeri tercinta. Majulah partai politik Indonesia.

Minggu, 23 November 2008

BUDI PEKERTI

Kalau menyimak tayangan televisi maupun membaca media surat kabar, hati ini rasanya miris. mengapa ? Tiap hari ada saja berita / tayangan korban pembunuhan yang dilakukan secara sadis, biadab dan tidak bermoral atau berperikemanusiaan. Apa yang terjadi dengan masyarakat kita, sudahkah sedemikian parah kerusakan moral bangsa ini ? Kwantitas kejahatan boleh dibilang menurun, tetapi kwalitas kejahatan justru meningkat. Pelaku kejahatan dengan sadis tidak hanya dilakukan oleh perampok yang nota bene laki-laki, tetapi perempuan dan seorang ibu tega menghabisi dengan kejam buah hatinya sendiri. Perempuan jika menjadi jahat ternyata menjadi lebih sadis dari pada laki-laki.
Dalam kondisi seperti ini, menurut saya, Pendidikan Budi Pekerti menjadi diperlukan bahkan wajib dilaksanakan dari tingkat pendidikan dasar sampai pendidikan tinggi bahkan sampai tingkat Doktoral. Bukan berarti kalau sudah Profesor Doktor tidak membutuhkan Budi Pekerti. Justru mereka sangat membutuhkan budipekerti supaya konsep ilmu yang mereka kembangkan adalah ilmu yang bertanggung jawab terhadap Tuhan dan kesejahteraan umat manusia.
Anak-anak didik kita selama ini hanya dididik bagaimana mencari uang yang banyak dan menjadi kaya, tetapi tidak pernah dididik bagaimana mencari uang yang baik, halal, dan diridhoi Tuhan. Serta bagaimana memanfaatkan uang yang sudah diperoleh dengan bertanggung jawab, halal, dan diridhoi Tuhan pula.
Akibatnya orang ingin cepat kaya dengan cara korupsi, kolusi dan nepotisme. Istri membunuh suami karena tidak bisa memberikan kekayaan. Suami korupsi demi menyenangkan istri. Istri membunuh anak-anak hanya karena "tidak bisa memberi makan"
Pendidikan yang salah melahirkan cara yang salah, selanjutnya dimanfaatkan untuk hal yang salah yang pada akhirnya mencetak manusia yang salah arah.
Budi Pekerti memberikan pencerahan bagaimana manusia dapat mensyukuri berkat yang diberikan oleh Tuhan kepada dirinya. Dengan Budi Pekerti manusia dapat melihat sekelilingnya sebagai suatu berkat bukan suatu keterpaksaan. Hidup miskin bukan berarti harus mencuri, hidup kaya pun bukan berati harus berpesta pora dan berfoya-foya. Dengan budi pekerti yang baik dan tertanam dalam jiwa seseorang, maka orang tersebut dapat memanfaatkan segala kesempatan dan kelebihan dalam hidupnya untuk kemaslahatan sesama manusia.
Tinggal sekarang, maukah kita merenungkan sejenak untuk berbesar hati mengakui kesalahan dalam sistem pendidikan yang sudah salah arah ini untuk memperbaiki demi generasi depan yang masih berharga.

Rabu, 19 November 2008

DUNIA TAK SEINDAH SURGA

Judul di atas saya dapat dari syair lagu "Laskar Pelangi" yang menjadi tema lagu dalam film berjudul "LASKAR PELANGI". Saya bersama dengan istri dan dua orang anak saya yang masih berumur 8 th dan 3 th, menyempatkan diri untuk menonton film tersebut. Dari berbagai pemberitaan media, saya menjadi tertarik untuk menonton film tersebut. Memang film tersebut ditonton oleh banyak orang karena kami sekeluarga pun kebagian tempat duduk baris paling depan padahal tiket saya beli 2 jam sebelum film diputar dan ternyata seluruh kursi pun penuh diisi penonton. Tiket menonton untuk jam dan hari berikutnya pun sudah banyak dipesan orang.
Menonton film tersebut memang dapat menumbuhkan ilham maupun pemahaman tentang suatu masalah sosial dari berbagai sudut pandang. Tanpa bermaksud mempromosikan, memang film tersebut bagus untuk menjadi tontonan keluarga, terutama untuk menumbuh kembangkan kepekaan sosial bagi anak-anak kita termasuk juga sebagai orang tua di dunia yang penuh ketidak adilan ini.

Ketidakadilan yang terjadi di masyarakat kita disebabkan oleh banyak hal yang sangat kompleks, bisa karena sistem ekonomi, sistem pendidikan, sistem kemasyarakatan maupun warisan penjajah.

Sistem ekonomi kapitalis yang hanya mementingkan golongan kapital atau pemilik modal juga terbukti menyengsarakan rakyat, contohnya korban lumpur Lapindo, pemilik modal bisa makan enak, sementara rakyat yang kena lumpur tidak bisa tidur nyenyak.

Orang berduit dapat memberikan pendidikan sampai ke luar negeri sementara rakyat untuk sekolah yang sedikit berkualitas saja harus kembang kempis. Pendidikan gratis ? Pikir dulu masak-masak !! Pendidikan tidak seperti subsidi premium yang berprinsip sama rata - sama rasa. Kelompok masyarakat mampu mestinya digerakkan untuk menjadi orangtua asuh bagi sesama. bisa sendiri maupun melalui sebuah lembaga khusus. Dengan demikian lembaga pendidikan tetap bisa eksis dengan dukungan biaya masyarakat mampu. Sedangkan kelompok masyarakat miskin tetap bisa memperoleh pendidikan berkualitas tanpa harus mengorbankan lembaga pendidikan.

Masyarakat yang hanya menghargai dan menghormati orang yang lebih kaya juga menjadi penyebab terjadinya ketidak adilan sosial. Misalnya di kampung bila ada warganya yang sakit dan kebetulan merupakan orang kaya maka banyak warga silih berganti menengok, tetapi jika yang sakit orang miskin, hanya satu-dua orang saja yang memperhatikan dan mempedulikan.

Warisan penjajah dengan politik "devide et impera" masih dipakai oleh penguasa jaman yang katanya sudah merdeka ini. Kampung satu diadu dengan kampung sebelah, kelompok satu dibenturkan dengan kelompok lain. Contoh pemberlakuan Politik devide et impera masa kini adalah dipakainya kalimat-kalimat penghasutan dalam kampanye partai politik sehingga masa bisa menjadi "berani" kepada masa partai lain.

Ketidakadilan terjadi mengakar dalam hidup masyarakat dan bangsa Indonesia.

bagaimana dengan bunyi Sila ke -3 : "Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia" ? Dikemanakan Sila tersebut ? Hanya menjadi slogan dan disimpan di dalam musium sebagai sebuah karya sastra adi luhung pendiri bangsa ini.

KASIH ! adalah kata yang tepat untuk mengikis habis ketidakadilan.

Hidup tanpa KASIH yang terjadi adalah KETIDAK ADILAN !

Kasih dapat melandasi hidup manusia menjadi lebih berarti bagi sesama, ibarat iklan rokok " KASIH, Bikin Hidup Lebih Hidup ". Mustahil manusia bisa mewujudkan keadilan sosial tanpa memiliki KASIH dalam hidupnya.

Marilah KASIH itu kita bagikan kepada sesama untuk mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.



Dunia memang tak seindah Surga !?

Selasa, 11 November 2008

Gereja Tidak Identik dengan Parpol

Poso, CyberNews. Ketua Umum Persekutuan Gereja Indonesia (PGI) Andreas Yewangoe menegaskan gereja tidak identik dengan satu partai politik manapun. "Meski demikian, gereja tidak buta politik," kata Yewangu di Poso, Sulawesi Tengah, Rabu (12/11). Gereja juga bukan tempat untuk berpolitik, tapi gereja mengayomi umat kristen yang berpolitik. Yewangoe menilai, berpolitik adalah untuk merebut kepuasan, sedangkan kekuasaan adalah alat untuk mencapai kepuasan, bukan tujuan. Jika kekuasaan menjadi tujuan, maka akan kelangsungan satu bangsa ada dalam bahaya."Politik adalah etika untuk melayani bukannya untuk merebut kekuasaan," kata Yewangoe yang sedang menghadiri Sidang Sinode Gereja Kristen Sulawesi Tengah (GKST) ke-43 di Tentena, Kecamatan Pamona Utara

Suara Merdeka 12/11/2008 09:32 wib - Nasional Aktual

Senin, 10 November 2008

PENDIDIKAN MEDIA

Haruskah KPI diubah menjadi "FPI" ?
Belum lama KPI memberikan teguran keras kepada tayangan "EMPAT MATA" karena menayangkan adegan kekerasan terhadap binatang.
Sebagai bagian dari masyarakat Indonesia yang peduli pada nasib generasi muda, saya menilai bahwa tindakan KPI tersebut sangatlan tepat dan patut didukung.
Namun dibalik ketegasan KPI menghentikan sementara/seterusnya tayangan "Empat Mata" masih menyisakan tanda tanya besar. Mengapa ?
Dapat dilihat dengan gampang dan sangat gamblang, bahwa semua 90% media di Indonesia baik cetak maupun elektronik baik dengar maupun visual, semua seperti berlomba menyajikan tayangan/tulisan yang jauh dari namanya "bertanggung jawab terhadap generasi muda".
Apa buktinya !
Berikut ini beberapa contoh tayangan televisi yang sangat tidak bertanggung jawab :
1. Empat Mata
2. Suami-Suami Takut Istri
3. Kena Deh
4. Taksi Selebritis
5. 90% Sinetron Indonesia
6. Top 9 News
7. Top of The Top/ Top Picture
8. Semua Iklan paranormal
9. Semua infotainment
10. dll
Kalau di kupas satu demi satu, mungkin halaman dan waktu yang tersedia sangat tidak cukup.
Mestinya tayangan-tayangan tersebuat terlebih ditayangkan pada pagi, siang dan malam dimana waktu efektif anak-anak menyerap pengetahuan dari berbagai sumber, ditertibkan dan ditindak bahkan dilarang.
Sinetron yang mempertontontakn kemewahan anak sekolah, penindasan terhadap pembantu, juga perilaku remaja yang tidak menampakkan sebagai remaja yang terdidik menjadi tema utama sinetron di Indonesia.
Peliputan adegan mutilasi lengkap dengan kronologis cara, alat dan tempat terjadinya mutilasi di kupas dengan sangat tuntas.
Berita keluarga yang sedang ditimpa kecelakaan dimana ada anggota keluarga yang meninggal justru menjadi tontonan dalam Top Picture .
Masyarakat diajari berandai-andai ketemu "Kena Deh " supaya dapat uang atau "Taksi Selebritis".
Terlalu panjang dan melelahkan bila berbicara mengenai ketidakbertanggungjawaban dari para pengelola media. Pelaku Teroris justru di jadikan Berita Utama dengan gambar yang besar, atau kegiatannya justru diekspos besar-besar dan ditayangkan berulang-ulang bak pahlawan.
Mari kita semua sejenak merenung, akan dibawa kemanakah anak-anak kita nanti, sebagai generasi penerus bangsa ini ? Akan jadi generasi bermartabat atau generasi bejat ? Bermental pengasih atau bermental pembunuh ? Semua itu jawabannya ada pada kita sekarang ini, karena kita yang menentukan masa depan anak-anak kita.
Khusus untuk KPI jangan hanya pilih-pilih memberikan sangsi, tegas dan tepat, jangan ragu karena masyarakat Indonesia ada mendukung langkahmu. Dan yang penting jangan terima suap supaya Anda tetap independent. Kalau perlu KPI diubah menjadi "FPI" ( ketegasannya).

Kamis, 23 Oktober 2008

BUMI MAKIN PANAS

Saat ini kita merasakan suhu yang meningkat terutama di siang hari. Suhu yang panas ini secara umum ( awam ) disebabkan oleh terjadinya perubahan iklim yang mengglobal.

Banyak masyarakat di berbagai negara di dunia bahu-membahu menjaga dan berusaha menstabilkan kebali suhu bumi. Program-program penghematan bahan bakar yang juga ramah lingkungan, mengurangi dampak rumah kaca, reboisasi dan sebagainya.

Tetapi sayang sungguh sangat disayangkan, hal ini tidak dilakukan oleh sebagian pemimpin di Indonesia. Mereka justru memimpin rapat dan menggalang masa untuk memuluskan jalan bagi program pembabatan hutan dengan alasan untuk industri. Dengan dalih bahwa industrialisasi akan meningkatkan perekonomian dan mengurangi pengangguran, beberapa pejabat baik pusat maupun pemimpin daerah mengorbankan hutan -hutan yang masih lestari.


Perlu dicatat bahwa munculnya indutri tidak serta merta berkorelasi pada berkurangnya pengangguran. Pada kenyataannya hanya para pemilik industri saja yang mengeruk keuntungan, sedangkan rakyat setempat tidak. Kondisi seperti ini tidak bisa dibantah karena terbukti. Contoh masyarakat disekitar Tembaga pura tetap saja miskin, pun demikian didaerah-daerah industri lainnya. Banyak terjadi demo masyarakat sekitar pabrik yang menuntut untuk dipekerjakan menjadi karyawan di pabrik tersebut. janji para inverstor bahwa mereka akan mendahulukan masyarakat sekitar pabrik sebagai karyawan, ternyata hanya kebohongan belaka, karena memang masyarakat yang tadinya agraris tiba-tiba disuruh bekerja di pabrik dengan menangani berbagai mesin mekanis, tentu sangat tidak bisa. Dengan dalih tersebut maka tenaga kerja pabrik didatangkan dari luar dengan anggapan sudah terdidik dan terlatih. Saya yakin bahwa sebelum memutuskan untuk menggusur hutan dan mendirikan pabrik, pejabat setempat tahu bahwa masyarakat sekitar tidak akan terserap ke dalam pabrik tersebut, tetapi program tersebut tetap mereka jalankan, mengapa ? Silakan masyarakat menilai sendiri.


Seharusnya masyarakat setempat dapat diberdayakan dengan tanpa mengorbankan wilayah ekosistem yang sudah ada. Contoh beberapa masyarakat dekat hutan, bekerja sama dengan perhutani setempat melakukan penanaman tanaman-tanaman yang memiliki nilai ekonomi. hasil tanaman tersebut dikirim ke kota yang memiliki industri pengolahannya. Jadi tidak perlu mendirikan indutri tetapi cukup menyediakan sarana transportasi yang memadai sehingga hasil pertanian dapat diteruskan ke pabrik-pabrik pengolahan. Rakyat sejahtera, hutan aman, bumipun nyaman.

Kamis, 16 Oktober 2008

Siapa tidak bekerja jangan ia makan


( jangan menunggu orang lain merubah nasib kita tetapi kitalah yang harus menentukan nasib diri sendiri )

Kalimat diatas menjadi tonggak yang terus mengiang di telinga saya, khususnya ketika saya melihat bahwa banyak kaum minoritas dan kaum marginal yang sampai hari ini tidak terjamah oleh peraturan yang mensejahterakan dan berpihak kepada mereka.
Sebenarnya kaum minoritas dan kaum marginal mempunyai potensi kekuatan yang luar biasa besar untuk turut menentukan arah kebijakan dan nasib bangsa ini. Sayangnya sampai hari ini mereka belum menyadari bahwa mereka dikondisikan untuk terkotak-kotak sehingga mudah goyah, dengan demikian mereka tidak mempunyai kekuatan melawan meskipun untuk hajat hidup mereka sendiri beserta keluarganya. Mereka memang kelompok yang mudah menerima janji-janji tanpa bisa menganalisis apakah janji tersebut dapat dipenuhi atau direalisasi. Mereka hanya bisa pasrah menerima hukuman berupa penggusuran baik rumah maupun ladang dengan dalih industrialisasi atau untuk kepentingan umum.

Kaum marginal termasuk didalamnya adalah kelompok-kelompok minoritas sering dimanfaatkan oleh kelompok elit tertentu demi membesarkan kepentingan elit tersebut. Ibarat kita punya rumah sendiri, tetapi kita mau diajak untuk membesarkan rumah orang lain beserta dengan pemiliknya. Setelah rumah besar kita ditinggalkan begitu saja. Iutulah yang terjadi dengan kelompok marginal dan minoritas di republik ini.

Saat ini saya mengajak kita semua bersatu bahu-membahu dan jangan lagi mau dipecah belah dan dikotak-kotak, membangun kesejahteraan kita dan bangsa dengan berlandaskan "KASIH"