Haruskah KPI diubah menjadi "FPI" ?
Belum lama KPI memberikan teguran keras kepada tayangan "EMPAT MATA" karena menayangkan adegan kekerasan terhadap binatang.
Sebagai bagian dari masyarakat Indonesia yang peduli pada nasib generasi muda, saya menilai bahwa tindakan KPI tersebut sangatlan tepat dan patut didukung.
Namun dibalik ketegasan KPI menghentikan sementara/seterusnya tayangan "Empat Mata" masih menyisakan tanda tanya besar. Mengapa ?
Dapat dilihat dengan gampang dan sangat gamblang, bahwa semua 90% media di Indonesia baik cetak maupun elektronik baik dengar maupun visual, semua seperti berlomba menyajikan tayangan/tulisan yang jauh dari namanya "bertanggung jawab terhadap generasi muda".
Apa buktinya !
Berikut ini beberapa contoh tayangan televisi yang sangat tidak bertanggung jawab :
1. Empat Mata
2. Suami-Suami Takut Istri
3. Kena Deh
4. Taksi Selebritis
5. 90% Sinetron Indonesia
6. Top 9 News
7. Top of The Top/ Top Picture
8. Semua Iklan paranormal
9. Semua infotainment
10. dll
Kalau di kupas satu demi satu, mungkin halaman dan waktu yang tersedia sangat tidak cukup.
Mestinya tayangan-tayangan tersebuat terlebih ditayangkan pada pagi, siang dan malam dimana waktu efektif anak-anak menyerap pengetahuan dari berbagai sumber, ditertibkan dan ditindak bahkan dilarang.
Sinetron yang mempertontontakn kemewahan anak sekolah, penindasan terhadap pembantu, juga perilaku remaja yang tidak menampakkan sebagai remaja yang terdidik menjadi tema utama sinetron di Indonesia.
Peliputan adegan mutilasi lengkap dengan kronologis cara, alat dan tempat terjadinya mutilasi di kupas dengan sangat tuntas.
Berita keluarga yang sedang ditimpa kecelakaan dimana ada anggota keluarga yang meninggal justru menjadi tontonan dalam Top Picture .
Masyarakat diajari berandai-andai ketemu "Kena Deh " supaya dapat uang atau "Taksi Selebritis".
Terlalu panjang dan melelahkan bila berbicara mengenai ketidakbertanggungjawaban dari para pengelola media. Pelaku Teroris justru di jadikan Berita Utama dengan gambar yang besar, atau kegiatannya justru diekspos besar-besar dan ditayangkan berulang-ulang bak pahlawan.
Mari kita semua sejenak merenung, akan dibawa kemanakah anak-anak kita nanti, sebagai generasi penerus bangsa ini ? Akan jadi generasi bermartabat atau generasi bejat ? Bermental pengasih atau bermental pembunuh ? Semua itu jawabannya ada pada kita sekarang ini, karena kita yang menentukan masa depan anak-anak kita.
Khusus untuk KPI jangan hanya pilih-pilih memberikan sangsi, tegas dan tepat, jangan ragu karena masyarakat Indonesia ada mendukung langkahmu. Dan yang penting jangan terima suap supaya Anda tetap independent. Kalau perlu KPI diubah menjadi "FPI" ( ketegasannya).

Tidak ada komentar:
Posting Komentar