Minggu, 23 November 2008

BUDI PEKERTI

Kalau menyimak tayangan televisi maupun membaca media surat kabar, hati ini rasanya miris. mengapa ? Tiap hari ada saja berita / tayangan korban pembunuhan yang dilakukan secara sadis, biadab dan tidak bermoral atau berperikemanusiaan. Apa yang terjadi dengan masyarakat kita, sudahkah sedemikian parah kerusakan moral bangsa ini ? Kwantitas kejahatan boleh dibilang menurun, tetapi kwalitas kejahatan justru meningkat. Pelaku kejahatan dengan sadis tidak hanya dilakukan oleh perampok yang nota bene laki-laki, tetapi perempuan dan seorang ibu tega menghabisi dengan kejam buah hatinya sendiri. Perempuan jika menjadi jahat ternyata menjadi lebih sadis dari pada laki-laki.
Dalam kondisi seperti ini, menurut saya, Pendidikan Budi Pekerti menjadi diperlukan bahkan wajib dilaksanakan dari tingkat pendidikan dasar sampai pendidikan tinggi bahkan sampai tingkat Doktoral. Bukan berarti kalau sudah Profesor Doktor tidak membutuhkan Budi Pekerti. Justru mereka sangat membutuhkan budipekerti supaya konsep ilmu yang mereka kembangkan adalah ilmu yang bertanggung jawab terhadap Tuhan dan kesejahteraan umat manusia.
Anak-anak didik kita selama ini hanya dididik bagaimana mencari uang yang banyak dan menjadi kaya, tetapi tidak pernah dididik bagaimana mencari uang yang baik, halal, dan diridhoi Tuhan. Serta bagaimana memanfaatkan uang yang sudah diperoleh dengan bertanggung jawab, halal, dan diridhoi Tuhan pula.
Akibatnya orang ingin cepat kaya dengan cara korupsi, kolusi dan nepotisme. Istri membunuh suami karena tidak bisa memberikan kekayaan. Suami korupsi demi menyenangkan istri. Istri membunuh anak-anak hanya karena "tidak bisa memberi makan"
Pendidikan yang salah melahirkan cara yang salah, selanjutnya dimanfaatkan untuk hal yang salah yang pada akhirnya mencetak manusia yang salah arah.
Budi Pekerti memberikan pencerahan bagaimana manusia dapat mensyukuri berkat yang diberikan oleh Tuhan kepada dirinya. Dengan Budi Pekerti manusia dapat melihat sekelilingnya sebagai suatu berkat bukan suatu keterpaksaan. Hidup miskin bukan berarti harus mencuri, hidup kaya pun bukan berati harus berpesta pora dan berfoya-foya. Dengan budi pekerti yang baik dan tertanam dalam jiwa seseorang, maka orang tersebut dapat memanfaatkan segala kesempatan dan kelebihan dalam hidupnya untuk kemaslahatan sesama manusia.
Tinggal sekarang, maukah kita merenungkan sejenak untuk berbesar hati mengakui kesalahan dalam sistem pendidikan yang sudah salah arah ini untuk memperbaiki demi generasi depan yang masih berharga.

Tidak ada komentar: